Jakarta, 13 Februari 2018 – Persaingan TV kelas premium di tahun ini tampaknya bakal semakin sengit. Pasalnya, PT. LG Electronics Indonesia (LG) telah mengeluarkan pernyataan terkait fokus bisnisnya untuk menggarap pasar TV OLED di Indonesia. “Tren permintaan yang terus meningkat sepanjang tahun, hingga mencapai tiga kali lipat hingga penutupan tahun 2017 lalu, menunjukkan TV OLED semakin menjadi pilihan bagi masyarakat yang mencari teknologi TV premium,” ujar Jong Woo Park, Product Marketing Manager Home Entertainment LG Electronics Indonesia.
Mendukung ambisinya ini, LG menyatakan telah menyiapkan dua strategi besar. Pertama, perusahaan asal Korea Selatan ini bakal melakukan peningkatan kapasitas produksi dalam negeri bagi TV OLED melalui pabriknya yang berada di Cibitung. Selanjutnya, berbagai varian baru lengkap dengan berbagai pengembangan teknologi di dalamnya pun siap diperkenalkan. Termasuk di dalamnya, jajaran TV OLED LG yang diperkenalkan perdana dan menjadi jawara di Consumer Electronics Show 2018.
Sejak diperkenalkan pertama kali, LG mencatatkan diri sebagai pionir dalam pengembangan panel Organic Light Emitting Diode (OLED) . Konsistensi LG dalam mengembangkan panel OLED bagi TV ini tak lepas dari keunggulannya dibanding LCD dan LED yang merupakan generasi sebelumnya. TV dengan panel LCD atau LED memiliki prinsip kerja menggunakan pencahayaan latar berupa deret lampu LED di belakang panelnya. Deret lampu ini bertugas memberi cahaya pada warna yang direproduksi panelnya.
Sementara kata Organic Light Emitting Diode merujuk pada kemampuan tiap piksel yang secara organik mengatur tingkat pencahayaannya tanpa perlu lagi deret lampu LED untuk pencahayaan latar. Ketiadaan pencahayaan latar ini membuat OLED dapat mencapai contrast ratio, perbandingan warna yang mampu dicipta sebuah media penampil dari hitam hingga putih, sampai tak terhingga. Hal ini karena pada saat mencipta warna hitam, piksel OLED benar-benar mati. Tanpa pencahayaan belakang, membuatnya benar-benar mampu menciptakan hitam dengan kedalaman pekat. Kemampuan menghasilkan warna hitam absolut ini di sisi lain berkontribusi pada meningkatnya akurasi detail gambar, disamping pula memberikan efek lebih dramatis pada tiap objek tertayang. Disisi lain, ketiadaan deret LED sebagai pencahayaan latar pun membuat dimensi TV OLED LG sangat tipis. Hal yang kemudian dimanfaatkan benar oleh LG untuk mengedepankan sisi elegannya.
Berbagai keunggulan TV OLED inilah kemudian dikatakan tak hanya membuat masyarakat semakin memilihnya bagi TV kelas premium, namun pula disisi lain memberi dorongan pada pabrikan lain untuk turut memproduksi dan mulai memasarkannya belakangan ini. “Hal inilah yang mendorong kami untuk terus melakukan inovasi secara berkesinambungan dalam meningkatkan kenyamanan dan mendukung gaya hidup pengguna TV OLED LG. Ini pula yang kami bawa dalam jajaran TV OLED LG di tahun 2018,” ujar Jong Woo Park, lagi.
Termasuk di dalam jajaran TV OLED LG yang akan memperkuat lini produknya di Indonesia yaitu kehadiran dua inovasi besar LG yang diperkenalkan sebelumnya di Consumer Electronics Show (CES) 2018. Keduanya yaitu hadirnya kecerdasan buatan (Artificial Intellegence/AI) dan prosesor pengolah warna termutakhirnya.
Hal mengenai kecerdasan buatan ini, dilakukan LG dengan membenamkan teknologi ThinQ®. Terapannya memungkinkan implementasi ratusan jenis perintah suara baik dengan menggunakan platform milik LG maupun layanan AI pihak ketiga. Di satu sisi, keberadaan AI ini membuat pengguna dapat mengakses dan menikmati berbagai fitur pada TV cukup dengan perintah suara melalui remote control-nya. Keuntungan lainnya, TV LG dengan ThinQ® juga mendukung pengaplikasian konsep rumah pintar melalui keterhubungan antar perangkat elektronik seperti AC, penyedot debu dan lainnya yang terkoneksi melalui sambungan WiFi atau Bluetooth.
Sementara bicara mengenai prosesor pengolah warna termutakhirnya, LG menyatakan akan membenamkan prosesor α (Alpha) 9 bagi TV OLED untuk meningkatkan kualitas pewarnaan tayangan. Keberadaan prosesor pintar ini bakal mengurangi gangguan (noise) pada gambar. Hal ini sama artinya dengan peningkatan dua kali lipat disbanding proses gambar pada teknik konvensional.
Algoritma koreksi gambar pada prosesor ini menghasilkan warna lebih natural dengan referensi warna lebih luas dibandingkan teknologi sebelumnya. Prosesor α (Alpha) 9 didesain mendukung gambar dalam frame rate tinggi untuk menghasilkan gambar lebih halus dengan pergerakan lebih detail pada kecepatan 120 frames per second. Detail dan pergerakan halus ini akan sangat terlihat pada konten dengan perubahan gambar cepat seperti yang kerap ditemui pada tayangan olahraga maupun film laga.
Kehadiran dua inovasi besar ini akan semakin melengkapi kemampuan TV OLED LG dalam menghasilkan kenikmatan menyaksikan berbagai tayangan favorit. Pasalnya, sejak tahun 2017 pun LG telah berkolaborasi dengan Dolby Laboratories yang membuatnya memiliki dua teknologi dari perusahaan dengan reputasi global bagi reproduksi suara dan warna dan dikenal luas terapannya pada berbagai bioskop premium.
Pada sisi visual, kolaborasi ini membuat TV OLED LG keluaran tahun 2017 dilengkapi kemampuan memainkan berkas High Dynamic Range dari Dolby Vision. Meski juga telah mendukung format HDR10, alasan LG untuk membenamkan kemampuan ini tak lepas dari kelebihan Active HDR Dolby Vision dibanding HDR10. Keberadaan metadata dinamis pada Dolby Vision memungkinkan pemrosesan peningkatan gambar lebih pintar yang dilakukan pada tiap adegan untuk memastikan tiap warna tertampil seakurat mungkin pada tingkat kecerahan dan kontras optimal.
Beda halnya dengan teknologi HDR 10 yang jamak ditemui pada TV berkemampuan HDR lain yang hanya menyediakan metadata statis yang hanya memberi informasi mendasar yang menjadi semacam panduan dalam melakukan pemrosesan gambar yang berlaku untuk seluruh film atau acara TV. Hal ini membuat beberapa adegan tak dapat tertampil dalam warna optimal.
Sementara pada sektor audio, kolaborasi ini mempercayakan Dolby Atmos sebagai teknologi tata suara untuk audio TV OLED LG. Keberadaan teknologi Dolby Atmos pada TV OLED LG ini membawa dua fitur andalannya yaitu Object Based Sound dan Full 360 Surround Sound. Object Based Sound merupakan kemampuan Dolby Atmos mengenali dan menangkap suara masing-masing objek secara individual dengan kemampuan maksimum 128 objek. Melalui fitur ini, suara yang ditangkap bakal diubah menjadi suara tiga dimensi menyesuaikan pergerakan objek dalam adegan.
Melengkapi kepuasan dengar, fitur Full 360 surround sound membuat suara dapat terasa mengalir dari segala arah. Hal ini membuat TV mampu memperdengarkan tiap adegan pada layar dengan jelas dan ketajaman lebih dalam dari segala arah.
Sementara sejalan dengan rencana ini, LG pun bersiap meningkatkan kapasitas produksinya di Indonesia khusus bagi TV OLED. Keputusan mempercayakan basis produksi di dalam negeri ini dipilih untuk memberi kecepatan dalam merespon dinamika pasar. Disamping itu, pilihan produksi dalam negeri dikatakannya bakal memberi manfaat pada calon pengguna berupa tingkat harga yang lebih baik dibanding bila mendatangkannya langsung dari di luar negeri. “Berbagai keunggulan inovasi visual dan audio terkini bersinergi dengan penguatan basis produksi dalam negeri yang memberi kecepatan dalam melayani dinamika pasar, akan menjadi modal besar kami untuk mengukuhkan dominasi pada TV OLED di tengah semakin meningkatnya popularitas TV ini yang mengundang berbagai pesaing bermunculan,” ujar Jong Woo Park.