Jakarta, 21 Juli 2017 – PT. LG Electronics Indonesia (LG) punya cara unik mengkampanyekan pentingnya menjaga kesegaran makanan. Hal ini dilakukan dengan menggelar LG Linear Challenge. Berlangsung sepanjang tiga hari mulai 21 Juli 2017 di Atrium Mall Senayan City – Jakarta, uniknya kampanye ini mengajak masyarakat untuk membuat dan memainkan alat musik yang berasal dari buah dan sayuran. “Kampanye ini sekaligus membawa pesan pentingnya kesadaran akan permasalahan pemborosan makanan dalam masyarakat modern,” ujar Jaeyoung Lee, Presiden Direktur PT. LG Electronics Indonesia.
Lebih lanjut ia menyatakan, untuk memperkuat penyampaian pesan pada kampanye LG Linear Challenge ini, LG telah menyiapkan berbagai rangkaian acara. Termasuk di dalamnya, talkshow mengenai pentingnya kesegaran makanan untuk menyajikan hidangan sehat bersama Chef Rinrin Marinka. Dengan pengetahuan dan pengalamannya dalam dunia masakan, chef yang juga dikenal sebagai salah satu dari juri kompetisi masak populer Masterchef Indonesia ini, bakal membagi berbagai tips dan cara menjaga kesegaran bahan makanan sekaligus mengolahnya menjadi hidangan sehat.
Seluruh pengunjung, dikatakan Jaeyoung Lee, bakal sangat menikmati rangkaian acara LG Linear Challenge sepanjang tiga hari ini. Hal ini karena selain berlangsung interaktif dengan memberi kesempatan pengunjung membuat sendiri dan memainkan alat musik dari buah dan sayuran, LG juga mengadakan kompetisi diantara partisipan untuk mencari penampilan terbaik dalam memainkannya. Untuk membuatnya semakin meriah, sepanjang tiga hari, akan pula diramaikan dengan penampilan orkestra sayuran hasil kolaborasi musisi Indonesia dan Korea Selatan.
Bicara mengenai dipilihnya kegiatan ini, Jaeyoung Lee menuturkan, tak lepas dari karakter unik dari buah dan sayuran. Menurutnya, tak seluruh buah dan sayuran dapat dibentuk menjadi alat musik dan mengeluarkan bunyi sesuai yang diinginkan. “Diperlukan buah dan sayuran yang benar-benar segar untuk dapat mengeluarkan bunyi nyaring,” ujarnya.
Sementara, ia melanjutkan, dengan karakter unik buah dan sayuran membuat kedua bahan makanan ini cepat membusuk dan menjadi tidak layak lagi dikonsumsi. Tak heran bila kemudian buah dan sayuran memiliki kontribusi tertinggi diantara seluruh bahan makanan yang terbuang setiap tahunnya di seluruh dunia.
Menyitir data Perserikatan Bangsa-Bangsa, jumlah seluruh makanan yang menjadi basi atau dibuang sebelum sempat dikonsumsi jumlahnya diperkirakan mencapai sepertiga dari total makanan. Bila merujuk perkiraan jumlah makanan diproduksi di seluruh dunia untuk makanan sehari-hari, berat makanan terbuang ini mencapai 1.3 juta ton setiap tahunnya. Data yang sama menyebutkan, kerugian yang timbul mencapai US$ 680 juta di kelompok negara maju dan US$ 310 juta di negara berkembang. “Fakta yang sangat disayangkan masih terjadi di masyarakat modern yang telah memiliki teknologi penyimpanan dengan cara pendinginan melalui keberadaan lemari es,” ujarnya Jaeyoung Lee lagi.
Berangkat dari hal inilah, menurutnya, LG sebagai perusahaan elektronik global yang dikenal dengan berbagai inovasi di perangkat elektronik rumah tangga lantas melakukan riset. Hasilnya, tantangan besar penyimpanan makanan dalam jangka waktu panjang bukan lagi pada panasnya suhu, melainkan fluktuasi suhu. Suhu yang stabil dan merata dikatakan menjadi kunci menjaga kesegaran makanan.
Sementara pada lemari es konvensional yang beredar di pasar saat ini, meskipun memberikan hembusan udara dingin, namun mengalami fluktuasi suhu tinggi di dalam kabinnya. Dinamika perubahan suhu inilah yang kemudian menjadi titik penentu lamanya lemari es dalam menjaga kesegaran makanan yang tersimpan di dalamnya.
Hal inilah yang kemudian membuat LG mengembangkan lemari es terbarunya dengan kompresor inverter linear yang menawarkan kesegaran lebih lama bagi bahan makanan. Memastikan inovasi terbaru ini dapat menjangkau lebih banyak keluarga di Indonesia, LG membenamkan seluruh teknologi ini ke dalam seri lemari es dua pintu Top Freezer terbarunya di tahun ini. Alasannya, jenis ini merupakan lemari es paling populer di Indonesia.
Tak sekedar mengadopsi teknologi inverter yang terbukti hemat energi, LG mendesain kompresor lemari es ini dengan keunikan pada pengoperasian yang bertumpu pada satu tuas penggerak. Hal ini berbeda dengan kompresor konvensional yang memiliki empat bagian saling bergantung dalam pengoperasiannya. Minimalnya gesekan antar bagian kompresor menjadi satu titik gesek dibanding kompresor konvensional membuat energi yang dibutuhkan lebih kecil.
Dengan kompresor ini pula, lemari es LG terbaru ini dicipta dengan sistem pendinginan yang mampu mempertahankan suhu dalam lemari es lebih baik. Dinamai fitur LINEAR Cooling™, lemari es LG ini mampu menjaga fluktuasi suhu dalam lemari es hanya berada pada kisaran +/- 0.5°C. Bila dibandingkan, kompresor cerdas ini menekan fluktuasi suhu di dalam lemari es hingga 50 persen dibandingkan lemari es dengan kompresor konvensional.
Disamping menjawab permasalahan fluktuasi suhu, seri lemari es dengan LG Linear Compressor pun memberi solusi pada fakta yang menjadi isu bagi penyimpanan makanan untuk mempertahankan kesegarannya lebih lama. Yaitu pada meratanya suhu di dalam lemari es. Meskipun menjanjikan menyimpan makanan pada suhu dingin, tak semua sudut dalam lemari es memiliki derajat suhu yang sama. Hal ini karena titik embusan udara dingin dalam lemari es biasanya terletak di salah satu sisi, sementara kabin lemari es terbagi atas beberapa tumpuk rak dengan makanan di atas masing-masingnya. Ini membuat suhu dalam lemari es tak dapat menjangkau rata pada setiap bagiannya.
Hal inilah yang membuat LG pun menyematkan fitur LG DoorCooling+™ pada lemari es berteknologi inverter terbarunya ini. Tersirat kuat pada namanya, fitur ini merupakan sistem pendinginan baru yang menambahkan sumber embusan hawa dingin pada bagian dalam pintu lemari es. Dengan tambahan fitur LG DoorCooling+™ ini, membuat pendinginan lemari es LG berasal dari banyak arah. Berbeda dengan lemari es yang biasa dijumpai, sumber hembusan hawa dingin hanya terletak di tengah pada bagian dalam lemari es.
Tambahan sumber hembusan hawa dingin lewat fitur LG DoorCooling+™ ini membuat suhu dalam lemari es lebih cepat dingin. Hal yang sangat berguna mengingat kerapnya aktivitas membuka tutup pintu lemari es yang tanpa disadari melepaskan hawa dingin dari dalam kabin simpannya. Di samping itu, sistem pendinginan inovatif ini menyebabkan hawa dingin tersebar lebih merata dibanding sistem pendinginan konvensional yang hanya mengandalkan satu sumber hembusan hawa dingin. Dalam uji internal LG, perbedaannya mencapai hingga 35 persen lebih cepat dingin dan merata dibandingkan sistem pendinginan konvensional.
Kolaborasi kerja keduanya memastikan lemari es LG dengan kompresor inverter linear mendobrak keterbatasan kemampuan lemari es saat ini. “Memiliki lemari es dengan kemampuan menjaga kesegaran makanan lebih lama tak hanya menjaga kesehatan keluarga, namun lebih dari itu turut berkontribusi dalam mengurangi pemborosan makanan,” tutup Jaeyoung Lee.